SETAPAK MERANGKAK...
teragak-agak
DUA TAPAK MELANGKAH...
Rasa itu tetap begitu
Lugu.
Sugul
Terkadang terpancar sinar
Bila ada yang bersahut menyenangi lara
PERLAHAN-LAHAN BERJALAN...
Dulu bagi aku HITAM itu selamat.
Dulu bagi aku hitam itu tawar.
TIADA RASA
Yang ada hanya bahasa diam.
Dulu hitam itu bukan gelap
Tapi penerang
Untuk jiwa2 sepi
Menyelimuti rasa yang ingin mendingin
Dari keramaian
Aku merasa mata hati lebih melihat
Kala mata melihat menjadi buta
Sepi bukan bermakna menghilang
Atau ingin merasa indah
Saat menikmati angin yang tidak dapat dirangkul
Mencintai sang hati
Yang menjadi teman berbicara
Kala tidak kedengaran
Adakala menyangkal dari akal yang dangkal
Dari ceteknya ilmu
Begini bukan untuk mencari simpati
Jauh sekali ingin dihina
Apatah mencari benci
BERJALAN..DAN BERJALAN TANPA MENOLEH
Begini kerana ingin terus mencari
Tentang apa..
Tentang siapa..
Tentang kenapa..
Tentang mengapa..
Aku reka dengan gagah suatu kerajaan
dunia hanya aku dan
DIA yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat
dan Mengetahui setiap rasa yang aku selimutkan..
Aku berbisik dengan alam
Berbicara dengan gemersik angin lemalai
Yang tidak kelihatan
Aku sentuh tanah dengan ucapan salam
Aku tersenyum pada rimbunan pepohon,
Mencuba memahami perasaan
Beburung ciap miap..
Kagum dengan askar kerengga
Lantas berkongsi roti
Menyelami mata anak kucing
Seolah aku bisa mengerti setiap kali dia mengeow
Meneliti setiap insan yang berlalu
Dari raut wajah,
Pergerakan dan pertuturan
Tak banyak yang aku inginkan
Aku cuma ingin bernapas seperti biasa
Meraih kegembiraan sementara
Dan mengingati selama-lamanya
Mungkin banyak terluka dengan kata-kata
Dan perbuatan tapi tidak bermakna
Menyimpan dendam
Hanya duka yang tak terpadam
Yang disenyapkan
Dan diungkai melalui kata-kata
Namun aku percaya 'rasa' tentang itu
Tidak akan sama dengan manusia lain..
Sakit dan kesannya berlainan pada setiap individu
Adakala didalam
MENGAPA ada rasa
Buat aku hilang bila ramai
Buat aku terasing kala erat
Aneh...kah aku?
Bila aku ingin mengerti
Bahasa dalaman
Isi hati
Kewarasan dalam ketidakwarasan
Batas dan keterbatasan
Menembusi dinding jiwa
BERLARI DAN TERUS BERLARI
Mengelilingi dan menawan bumi fana
Dunia ini kulihat besar dan gagah
Namun airmata dari langit juga
Menyentap leluhur hatiku
Airmata itu kerap menyinggah
Ditapak tangan kasarku
Membuat aku terasa begitu kerdil
Lantas sepi seiring mendung yang memayungi dada langit...
Apa rasanya bila berbeza begini..?
Apa rasanya jika aku merasa menjadi orang lain?
Salahkah aku..?
Merasa sengsara dilubuk hati mereka
Menerima kekurangan mereka
Mengagumi keazaman dalam kedegilan
Menjadi seperti mereka untuk
Melalui buku harian kehidupan mereka
BERARI DAN MENGEJAR
Banyak puisi, buku dan lagu-lagu kejiwaan
Dendangan sepi pujangga
Antara
Merasa dan faham
Ada persamaan
Dari keganjilan jiwa
Bukan ketidaksamaan
Tapi keindahan disebalik tersiratnya
Makna
Banyak yang aku cuba percaya
Mencuba untuk melupakan
Air mata menitis disebalik mata
Tapi tak juga ingin mengalir
BERHENTI UNTUK BERTEDUH
Mengira waktu yang berlalu
Mencari jauh didasar hati
Kata-kata yang sering aku dengar
Semakin lama semakin tua
Terasa seperti berulang semula dari permulaan
Beralih dari beberapa tahun lalu terasa seperti
Hanya permainan masa
Sekarang aku ingin ucapkan selamat tinggal
Selamat buat selamanya yang pernah aku buktikan
Dan aku percaya
Namun bayang-bayang waktu
Tetap mengejar mengingatkan diri
Tentang suatu masa
MERANGKAK
SETAPAK MELANGKAH
BERJALAN..
KEMUDIAN BERLARI-LARI
Hingga terlupa untuk menoleh
dan berhenti untuk berteduh.....
Cahaya mentari menerjah jatuh kedalam mata
Mengegarkan pembuluh darah
Berpinar-pinar
Hitam.
Aku kembali duduk
ketenangan satu tempat teduh
untuk berhenti
ada disitu
Kepastian tentang sesuatu
Pencari yang tiada penentu
namun yang HAK DAN HAKIKI
menjadi pautan